"Dalam sebuah kitab karangan 'Ustman bin Hasan bin Ahmad Asy-SyaakirDisebabkan itu manusia diberi pilihan samada memilih jalan ALLAH atau sebaliknya. Jalan ALLAH satu-satunya untuk mencapai keredhaan dari MAHA PENCIPTA dan layak menerima ganjaran darinya. salah satu cara untuk mencapai keredhaan ALLAH adalah dengan bersyukur. Adakah kita berSYUKUR? Bagaimanakah kita melahirkan rasa SYUKUR? berapakah kali kita melafazkan SYUKUR ke hadrat ALLAH SWT? banyak persoalan yang boleh di utarakan tetapi yang penting SYUKUR boleh dilaksanakan dengan berbagai cara. 3 cara utama untuk berSYUKUR adalah dengan hati, lisan dan perbuatan.
Alkhaubawiyi, seorang ulama yang hidup dalam abad ke XIII Hijrah,
menerangkan bahawa sesungguhnya Allah S.W.T telah menciptakan akal,
maka Allah S.W.T telah berfirman yang bermaksud :
"Wahai akal
mengadaplah engkau." Maka akal pun mengadap kehadapan Allah S.W.T.,
kemudian Allah S.W.T berfirman yang bermaksud : "Wahai akal berbaliklah
engkau!", lalu akal pun berbalik.
Kemudian Allah S.W.T. berfirman
lagi yang bermaksud : "Wahai akal! Siapakah aku?". Lalu akal pun
berkata, "Engkau adalah Tuhan yang menciptakan aku dan aku adalah
hamba-Mu yang daif dan lemah."
Lalu Allah S.W.T berfirman yang bermaksud : "Wahai akal tidak Ku-ciptakan makhluk yang lebih mulia daripada engkau."
Setelah
itu Allah S.W.T menciptakan nafsu, dan berfirman kepadanya yang
bermaksud :
"Wahai nafsu, mengadaplah kamu!".
Nafsu tidak menjawab
sebaliknya mendiamkan diri. Kemudian Allah S.W.T berfirman lagi yang
bermaksud : "Siapakah engkau dan siapakah Aku?". Lalu nafsu berkata,
"Aku adalah aku, dan Engkau adalah Engkau."
Setelah itu Allah
S.W.T menyiksanya dengan neraka jahim selama 100 tahun, dan kemudian
mengeluarkannya. Kemudian Allah S.W.T berfirman yang bermaksud :
"Siapakah engkau dan siapakah Aku?". Lalu nafsu berkata, "Aku adalah
aku dan Engkau adalah Engkau."
Lalu Allah S.W.T menyiksa nafsu
itu dalam neraka Juu' selama 100 tahun. Setelah dikeluarkan maka Allah
S.W.T berfirman yang bermaksud : "Siapakah engkau dan siapakah Aku?".
Akhirnya nafsu mengakui dengan berkata, " Aku adalah hamba-Mu dan Kamu
adalah tuhanku."
Dalam kitab tersebut juga diterangkan bahawa dengan sebab itulah maka Allah S.W.T mewajibkan puasa.
Bersyukur dengan hati. Maksudnya, ia merasa yakin bahwa segala macam kenikmatan itu datangnya dari Allah.
"Dan apa saja ni'mat yang ada padamu, maka dari Allahlah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemadhorotan, maka hanya kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan"
(Al-Nahl;53)
Bersyukur dengan lisan. Maksudnya dengan memperbanyak bacaan Hamdalah (Al-Hamdulillah).
"Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebutkannya (bersyukur)"
(Adh-Dhuhaa;11)
Bersyukur dengan semua anggota badan. contohnya solat, puasa.
jadi dengan demikian, bersyukur itu tidak hanya cukup dengan lisan atau ucapan saja. Tapi lebih dari pada itu harus diwujudkan dengan perbuatan.
Sampaikanlah Ilmu Walau Sepotong Ayat
Apa Yang Ada Jarang Disyukuri
Apa Yang Tiada Sering Dirisaukan
Nikmat Yang Dikecap Baru Kan Terasa Bila Hilang
Apa Yang Diburu Timbul Rasa Jemu
Bila Sudah Di Dalam Genggaman
Dunia Ibarat Air Laut
Diminum Hanya Menambah Haus
Nafsu Bagaikan fatamorgana
Di Padang Pasir
Panas Yang Membahang Disangka Air
Dunia dan Nafsu Bagai Bayang-bayang
Dilihat Ada Ditangkap Hilang
Tuhan Leraikanlah Dunia
Yang Mendiam Di Dalam Hatiku
Kerana Di Situ Tidak ku Mampu
Mengumpul Dua Cinta
Hanya Cintamu ku Harap Tumbuh
Dibajai Bangkai Dunia Yang Kubunuh
LIKE THIS POST